BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Proses morfologis
mempunyai fungsi gramatik dan fungsi semantik. Fungsi gramatik adalah fungsi
yang berhubungan dengan dengan ketatabahasaan, sedangkan fungsi semantik adalah
fungsi yang berhubungan dengan makna. Untuk keperluan pertuturan itu
sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan
dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang ada dalam bahasa
Indonesia adalah :
1. Akhiran:-kan, -i, -an dan -nya
2. Sisipan: -el, -em, –er dan -in
3. Gabung: ber-an, peN-an, per-an,dan ke-an.
Dalam makalah dibahas fungsi dan
makna dari ketiga jenis tersebut serta contoh dalam kalimat.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mahasiswa untuk menyelsaikan
materi berdasaran kelompuok masing-masing. Meteri yang harus diselesaikan oleh
kelompok ini adalah Fungsi dan Makna (sisipan, akhiran dan gabungan).
1.3.Manfaat
Penulisan
Manfaat penulisan
sebagai kelengkapan tugas mahsiswa, dimana mahasiwa dapat mengetahui Fungsi dan
Makna (sisipan, akhiran dan gabungan)
serta pengaplikasikan dalam sebuah kalimat dan juga sebagai bahan materi
ajar bagi mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah morfologi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan
yang terletak di dalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, artinya
pemakaiannya terbatas hanya ada pada kata tertentu.
Sisipan -el-, -er-, -em-, dan –in-
Sisipan ini
tidak mempunyai variasi bentuk, dan ketiganya merupakan imbuhan yang tidak produktif.
Artinya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru.
Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan diantara konsonan dan vocal
suku pertama pada sebuah kata dasar.
Contoh : -EL + tapak telapak
Ø contoh kata
di atas yang menyatakan makna yang melakukan.
Contoh dalam
kalimat adalah
telapak tangannya terluka karena jatuh dari
kereta.
-Er- + gigi gerigi
Ø contoh kata
di atas yang menyatakan makna banyak atau bermacam-macam. Contoh dalam kalimat
adalah
dalam sebuah
gergaji terdapat puluhan gerigi
-em- + getar gemetar
Ø contoh kata
di atas yang mengatakan bahwa makna intensitas. Contoh dalam kalimat adalah
Andi gemetar akibat suhu badannya panas.
-in- + kerja kinerja
Ø contoh kata
di atas yang menyatakan makna yang menyatakan kualitas. Contoh dalam kalimat
adalah
Kinerja Pak Dedi sebagai Kepala Sekolah
patut diberi apresiasi.
2.2. Akhiran (Sufiks)
Afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah
kata.
Akhiran –kan
Akhiran –kan
tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun
bentuknya sama. Pengimbuhan dilakukan dengan cara merangkaikannya dibelakang
kata yang diimbuhinya.
Fungsi
akhiran –kan adalah membentuk kata kerja transitif, yang dapat digunakan dalam
kalimat perintah, kalimat pasif yang predikatnya berbentuk (aspek)+pelaku+kata
kerja, dan subjek menjadi sasaran perbuatan dan pada keterangan tambahan pada
subjek atau objek yang berbentuk yang+(aspek)+pelaku+kata kerja. Pembentukan
kata dengan akhiran –kan akan memberikan makna sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –kan harus diimbuhkan pada :
1) Kata sifat
Contoh : tenangkan dulu anak-anak itu!
Tenangkan artinya “jadikan tenang”
2) Kata kerja yang menyatakan keadaan
Contoh : hubungan telepon telah mereka putuskan
Putuskan artinya “jadikan putus”
3) Beberapa kata benda yang memiliki sifat khusus
Contoh : daerah itu harus kita hutankan kembali
Hutankan artinya “jadikan hutan”
b. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi berada” akhiran –kan harus diimbuhkan
pada kata benda yang menyatakan tempat. Contoh :
Pinggirkan dulu mobil itu!
Pinggirkan artinya “jadikan berada dipinggir”
c. Untuk mendapatkan makna “lakukan…” akhiran –kan harus diimbuhkan pada kata
kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Lemparkan bola itu kesini!
Lemparkan artinya “lakukan lempar akan bola”
d. Untuk mendapatkan makna “lakukan untuk orang lain” akhiran -kan harus
diimbuhkan pada kata kerja yang kata dasarnya sudah transitif. Contoh :
Tolong ambilkan buku itu!
Ambilkan artinya “ambil untuk orang lain”
e. Untuk mendapatkan makna “bawa masuk ke…” akhiran –kan harus digunakan pada
beberapa kata benda yang menyatakan ruang atau wadah. Contoh :
Asramakan saja anak-anak itu.
Asramakan artinya “masukkan ke asrama”
Catatan:
Akhiran –kan
lazim digunakan bersama dengan awalan me- sehingga menjadi me-kan yang
digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan di- sehingga
menjadi di-kan yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
Akhiran –i
Akhiran –I
tidak mempunyai variasi bentuk, jadi untuk kondisi dan situasi mana saja
bentuknya sama saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya
dibelakang kata yang diimbuhinya. Perlu diperhatikan kata-kata yang berakhir
dengan fonem /i/ tidak dapat diberi akhiran –i.
Pembubuhan kata dengan akhiran –I ini akan memberikan makna antara lain yang
menyatakan :
a. Untuk mendapatkan makna berkali-kali akhiran –I harus diimbuhkan ada kata
kerja yang menyatakan tindakan. Contoh :
Pencuri itu mereka pukuli sampai babak belur.
Pukuli artinya (pekerjaan) memukul dilakukan berkali-kali.
b. Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –I harus diimbuhkan pada kata kerja
yang menyatakan tempat. Contoh :
Jangan duduki kursi itu.
Duduki artinya “duduk di kursi.
c. Untuk mendapatkan makna “merasa sesuatu pada” akhiran –I harus diimbuhkan
pada kata kerja yang menyatakan sikap batin. Contoh :
Hormatilah gurumu!
Hormati artinya “merasa hormat pada gurumu.
d. Untuk mendapatkan makna “memberi atau membubuhi” akhiran –I harus diimbuhkan
pada kata benda yang menyatakan benda yang dapat diberikan. Contoh :
Tolong nasihati anak-anak itu!
Nasihati artinya “memberi nasihat pada anak-anak itu.
e. Untuk menanyakan makna “menjadi atau menganggap“ akhiran –I harus diimbuhkan
pada beberapa kata benda tertentu yang dikenal dengan sifat khasnya. Contoh :
Jangan kalian budaki anak itu!
Budaki artinya “anggap sebagai budak”
f. Untuk mendapatkan makna “sebabkan jadi” akhiran –I harus dibubuhkan pada
kata sifat. Contoh :
Lengkapi dulu syarat-syaratnya!
Lengkapi artinya “jadikan lengkap pada”
Catatan :
Akhiran –I
lazim digunakan bersama dengan awalan ME sehingga menjadi ME-I yaitu yang
digunakan dalam kalimat aktif transitif atau juga dengan awalan DI- sehingga
menjadi DI-I yaitu yang digunakan dalam kalimat pasif transitif.
Akhiran –AN
Akhiran –AN
tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun
bentuknya tetap –AN. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya
dibelakang kata yang diimbuhinya.
Fungsi
akhiran –AN adalah membentuk kata benda. Sedangkan makna yang didapat sebagai
hasil pengimbuhan dengan akhiran –AN itu antara lain :
a. Untuk mendapatkan makna “hasil” akhiran –AN harus digunakan pada kata kerja
tertentu. Contoh :
Tulisan adik sudah bagus.
Tulisan artinya “hasil dari pekerjaan menulis”
b. Untuk mendapatkan makna “alat” akhiran –AN harus diimbuhkan pada beberapa
kata kerja. Contoh :
Keranjangnya ada tetapi pikulannya tidak ada.
Pikulan artinya “alat untuk memikul.
c. Untuk mendapatkan makna “benda atau hal yang dikenal pekerjaan” akhiran –AN
harus diimbuhkan pada beberapa kata kerja. Contoh :
Makanan ini lezat sekali
Makanan artinya “sesuatu yang dimakan”
d. Untuk mendapatkan makna “tempat” akhiran –AN harus diimbuhkan pada beberapa
kata kerja. Contoh :
Di tengah sawah itu ada kubangan kerbau.
Kubangan artinya “tempat kerbau berkubang.
e. Untuk mendapatkan makna “tiap-tiap” akhiran –AN harus digunakan pada kata
benda yang menyaakan waktu atau satuan ukuran. Contoh :
Majalah bulanan ini terbit di Jakarta.
Bulanan artinya terbit tiap-tiap bulan.
f. Untuk mendapatkan makna :mengandung banyak hal yang disebut kata dasarnya”
akhiran –AN harus diimbuhkan pada kata benda tertentu. Contoh :
Ayah sudah ubanan
Ubanan artinya “banyak ubannya
g. Untuk mendapatkan makna “himpunan bilangan atau jumlah” akhiran –AN harus
digunakan pada kata bilangan. Contoh :
Yang diundang banyak tetapi yang dating hanya belasan orang.
Belasan artinya “himpunan yang jumlahnya sebelas sampai Sembilan belas”
h. Untuk mendapatkan makna “bersifat yang disebut kata dasarnya” akhiran –AN
harus digunakan pada beberapa kata sifat. Contoh :
Dia tak mau membeli barang murahan
Murahan artinya “harganya murah”.
Akhiran –NYA
Akhiran -NYA
tidak mempunyai variasi bentuk. Jadi untuk situasi dan kondisi mana pun
bentuknya tetap. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara merangkaikannya
dibelakang kata yang diimbuhkan.
Dalam bahasa Indonesia perlu diperhatikan adanya dua macam –nya.
Pertama : -nya sebagai ganti orang ketiga tunggal yangberlaku objek atau
pemilik. Contoh : saya minta tolong
kepadanya
Kedua : -nya sebagai akhiran.
Contoh : turunnya harga beras menggembirakan rakyat.
Penggunaan akhiran –nya untuk mendapatkan fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Untuk membentuk kata benda akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa kata
kerja yang menyatakan keadaan atau kata sifat. Contoh :
Tenggelamnya kapal Tampomas banyak menelan korban.
b. Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat akhiran –nya harus diimbuhkan
pada kata benda. Contoh :
Saya ingin mandi, airnya tidak ada.
c. Untuk membentuk kata keterangan akhiran –nya harus diimbuhkan pada beberapa
kata tertentu. Contoh :
Agaknya dia tidak akan datang.
2.3. Gabungan (Simulfiks)
Imbuhan yang
dibubuhkan pada keseluruhan kata dasar disebut dengan gabungan (Simulfiks).
Dalam makalah ini kami hanya menemukan beberapa simulfiks yang kami temukan
dalam modul kuliah Morfologi Bahasa
Indonesia yang ditulis oleh Azwrdi, S.pd., M.Hum. sebagai berikut:
Gabungan ber-an
Gabungan ber-an berfungsi membentuk verba dan
prakategorial)
Contoh:
ber-an + pergi berpergian
Makna yang ditimbulkan dengan
pengimbuhan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
menyatakaan makna ‘bahwa perbuatan dilakukan dengan
banyak pelakunya’
contoh: berjatuhan ‘banyak
pelaku jatuh’
berdatangan ‘banyak pelaku datang’
contoh dalam
kalimat: ribuan mahasiwa berdatangan untuk melakukan KKN di Aceh Tengah.
b.
Menyatakan makna ‘bahwa perbuatan dilakukan berulang-ulang.
Contoh: berlompat ‘berlompat
berkali-kali’
berguling ‘berguling berkali-kali’
contoh dalam
kalimat: Andi berlompat di belakang
rumah.
c.
Menyatakan makna ‘keslingan’
Contoh: berbahasan ‘saling
membahas’
bersentuhan ‘saling menyentuh’
contoh dalam
kalimat: mereka selalu berbahasan ketika
jam istirahat.
Gabungan peN-an
Gabunan peN-an berfungsi membentuk nomina
(dari verba, nomina, adjektiva dan mokagetorial).
Contoh : peN-an + duduk penduduk
peN-an + pulang pemulangan
peN-an + buku pembukuan
peN-an + darat pendaratan
peN-an + besar pembesaran
akibat pengimbuhan gabungan peN-an atas suatu bentuk dasar,
menimbukan beberapa makna yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Manyatajakan ‘hal melakukan pekerjaan’
Contoh:
pembacaan ‘hal memabaca’
Pembelian ‘hal membeli’
2.
Kadang-kadang mengetahui makna ‘cara melakukan
perbuatan’
Contoh: Joni
pintar, tetapi penampilannya kurang
menarik.
3.
Menyatakan makna ‘hasil perbuatan’
Contoh:
menurut pengamatan saya, Dia termasuk
mahasiswa yang cerdas.
4.
Menyatakan makna ‘ alat yang digunakan untuk melakukan
perbuatan’
Contoh: pendengaranya sudah tidak normal lagi.
Penglihatanya sudah tidak
jelas lagi.
5.
Menyatakan makna ‘tempat melakukan pekerjaan’
Contoh: pengadilan
‘tempat mengadili’
pembuangan ‘tempat membuang’
pengasingan ‘tempat mengasingkan
(diri)’
Gabungan per-an
Gabungan per-an mempunyai satu fungsi,
yaitu membentuk nominal (dari verba, nomina, adverbia, numerali dan
prageterial).
Contoh : per-an + kawin perkawinan
per-an +
tumbuh pertumbuhan
per-an +
pajak perpajakan
per-an +
lebar perlebaran
per-an +
desat perdesatan
akibat pengimbuhan gabungan per-an atas suatu bentuk dasar, menculah bermacam-macam
makna yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Menyatakan makna ‘perihal apa’
Contoh:
perindustrian ‘perihal
industri’
persepakbolaan ‘perihal
sepak bola’ perbengkelan ‘perihal bengkel’
2.
Menyatakan makna ‘ hal atau hasil’
Contoh: persahabatan ‘hal
atau hasil bersahabat’
pernafasan ‘hal
atau hasil bernafas’
persekutuan ‘hal
atau hasil bersukutu’
3.
Menyatakan makna ‘tempat melakukan pekerjaan’
Contoh:
peristirahatan ‘tempat
beristirahat’
perhentian ‘tempat
berhenti’
4.
Menyatakan makna ‘daerah yang berupa’
Contoh:
perkampungan ‘daerah yang berupa
kampung’
perkantoran ‘daerah
yang berupa kantor’
5.
Menyatakan makna ‘bermacam-macam’
Contoh:
persyaratan ‘bermacam-macam
syarat’
peralatan
‘bermacam-macam alat’
Gabungan ke-an
Gabungan ke-an berfungsi membentuk nomina
dan verba (dari verba dan adjektiva dan prakategorial).
Contoh: ke-an + pergi
kepergian
ke-an + berani keberanian
ke-an + lihat ` kelihatan
ke-an + dingin kedinginan
ke-an + dengar kedengaran
Akibat berimbuhan gabungan ke-an atas bentuk dasar muncullah
bermacam-macam makna yang dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1.
Menyatakan makna ‘suatu abstraksi’ dan ‘hal’ (bentuk
abstraksi dari perluasan maupun sifat).
Contoh:
keberhasilan ‘hal berhasil’
keberangkatan ‘hal
berangkat’
2.
Menyatakan makna ‘hal-hal yang berhubungan dengan’
Contoh:
kewanitaan ‘hal-hal yang berhubungan
dengan wanita’
kabahagiaan ‘hal-hal yang berhubungan
dengan bahagia’
3.
Menyatakan makna ‘dapat dikenai perbuatan’
Contoh:
ketahuan ‘dapat diketahui’
kedengaran ‘dapat didengar’
4.
Menyatakan makna ‘dalam kedaan tertimpa akibat
perbuatan, keadaan dan hal’
Contoh:
kehujanan ‘dalam keadaan tekena hujan’
kepanasan ‘dalam keadaan
terkena panas’
5.
Menyatakan makna ‘tempat
atau daerah’
Contoh:
kepresidenan ‘tempat/daerah presiden’
kerajaan ‘tempat/daerah
raja’
kedutaan ‘tempat/daerah
duta’
kemukiman ‘tempat/daerah mukim’
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Proses morfologis
mempunyai fungsi gramatik dan fungsi semantik. Fungsi gramatik adalah fungsi
yang berhubungan dengan dengan ketatabahasaan, sedangkan fungsi semantik adalah
fungsi yang berhubungan dengan makna. Untuk keperluan pertuturan itu
sering pula sebuah kata dasar atau bentuk dasar yang sudah diberi imbuhan
dibubuhi pula dengan imbuhan lain.
Imbuhan yang
ada dalam bahasa Indonesia adalah :
1. Akhiran: -kan, -i, –nya, -in, -at, -is, -isme, -man, -wan, -ah, -us,-wi.
2. Sisipan: -el, -em, –er dan -in
3. Gabung: ber-an, peN-an, per-an,dan ke-an.
3.2. Saran
Dalam
penulisan makalah ini masih banyak terjadi kesalahan, dengan ini penulis
memohon bagi para pembaca untuk memberi saran yang mendidik bagi penulis
sendiri dan bagi kita semua mahasiswa, dengan selesai makalah ini penulis
memberi pesan kepada pembaca untuk membaca pada referensi yang lebih lengkap
yang ada di dalam buku-buku mengenai Morfologi yang berkenaan dengan fungsi dn
Makna, sisipan, akhiran dan gabungan yang lebih
legkap lagi, supaya dapat
menambah wawasan mahasiswa tidak hanya bergantungan mata materi yang tercantum
dalam makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Azwardi.
2010. Morfologi Bahasa Indonesia.
Banda Aceh: FKIP. Universitas Syiah Kuala.
Iryanto, Tata dan
Suharto. 1996. Kamus Bahasa Indonesia
Modern. Surabaya: Nidya Pustaka.
Chaer, Abdul. 1998. Tata bahasa praktis bahasa
Indonesia, Rineka cipta, Jakarta.
Anton, M. mulyono, Departemen kebudayaan, Tata bahasa baku bahasa indosesia,
Perumbalai Pustaka, 1992 Jakarta.
Kusno, Budi Santoso, Problematika bahasa Indonesia sebuah analisis praktis
bahasa baku, Rineka cipta, 1990 Jakarta.
LAMPIRAN
Analisis fungsi dan makna gabungan,
sisipan dan akhiran yang terdapat dalam cuplikan pengertian berikut:
Pengertian Amanat.
Amanat
merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karya itu. Amanat disimpan rapi dan disembunyikan
pengarangnya dalam keseluruhan dalam isi cerita. Oleh karena itu, untuk menemukannya,
tidak cukup membaca dua atau tiga paragraf saja, melainkan harus membacanya
sampai akhirnya sehingga tuntas.
v Disampaikan
Kata
di atas mempunyai kata dasar sampai
dibubuhi simulfiks di-kan mengahasilkan sebuah makna baru selain dari kata
dasar.
Kata
dasarnya mempunyai arti sudah tiba di
lokasi atau tiba. Sedangkan makna
yang timbul setelah dibubuhi simliks di-kan mempunyai arti yang berbeda yaitu sudah di ucapkan atau sudah dibicarakan, sudah dikabarkan.
v Merupakan
Kata
di atas merupakan kata dasar dari rupa yang
dibubuhi simulfiks me-kan menghasilkan sebuah makna yang baru selain dari kata
dasar.
v Akhirnya
Kata dasar dari
kata di atas dari kata akhir yang
sudah mendapat infiks menjadi akhirnya.