Senin, 06 Oktober 2014

Resensi Buku Pengantar Sastra Aceh



Resensi Buku Pengantar Sastra Aceh




Judul               : Pengantar Sastra Aceh
Penulis             : Dr. Muhammad Harun, M.Pd.
Penerbit           : Citapustaka Media Perintis, Bandung
Tahun              : 2012
Tebal Buku      : 358 Halaman
Kategori          : Ilmiah

            Sastra Aceh yang dimaksudkan dalam buku ini adalah  sastra bebahasa Aceh. Sastra tersebut terdiri atas sastra lisan dan sastra tulis.  Saat ini banyak sastra lisan yang sudah dituliskan, tetapi sastra lisan tersebut bukanlah sastra tulis. Ia adalah sastra lisan yang dituliskan (dicatat atau diaksarakan) dan kemudian didokumentasikan.

Oleh: Khairul Fahmi
            Dalam buku ini, Dr. Mohd. Harun, M.Pd. lebih dikenal dengan sebutan Harun al Rasyid menuliskan bagaimana perkembangan Sastra Daerah Aceh sejak zaman kolonial sampai sekarang. Beliau juga menyebutkan beberpa Prosa Fiksi (Haba) yang beredaran dalam masyarakat Aceh mulai dari binatang sampai hal-hal yang bersifat tidak mungkin terjadi, dan bersifat rekaan.buku yang dituliskan oleh beliau sudah menjadi pegangan bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi di Aceh sebut saja Universitas Syiah Kuala, Jabal Ghafur, dan sebagainya. Yang juga menjadi pegangan bagi saya Mahasiswa Universitas Almuslim, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), program studi Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, untuk mengikuti mata kuliah wajib bagi seluruh Mahasiswa guru Bahasa Indonesia yag ada di Aceh. Buku ini jelas dan memberi pemahaman bagi setiap pembaca paham betul bagaimana kisah perjalanan sastra di Aceh. Seperti pantun, dongen, legenda dan sebagainya yang bisa kita pahami dalam sbuku buah tangan beliau, seut saja pepatah yang bisa dipetik dari buku ini, diantaranya, som salah peulumah saleh dann lain sebagainya.
            Mantra  dalam sisilah Aceh sering disebut Neurajah sebagaimana masyarakat Aceh Tempo dulu yang masih percaya akan roh gaib dan mempercayai akan mantera tersebut dapat membuat segala sesuatu yang dapat berjalan lancar, sebut saja diataranya, neurajah Menderes Nira Ijuk, Neurajah Penyembuh Bisul dan sebagainya. Dalam silsilah Aceh juga ada sastra tebak-tebakan atau istilah Acehnya yaitu H’iem dan jenis-jenisnya sampai kepada Seulaweuet atau salawat yang juga menjadi keabsahan masyarakat aceh pada umumnya. Meurukon yang merupakan salah satu puisi Aceh berbentuk dialogis atara satu kelompok dengan kelompok lainya, serta jenis-jenis yang terdapat dalam meurukon.
            Penggunaan bahasa dalam sastra aceh yang sering kali di awali dengan pemilihan diksi atau pemilihan kata yang dalam puisi aceh baik puisi lisan maupun puisi tulis aceh sebagai wahana ekspresi utama. Serta menjelaskan bagaimana letak-letak atau jenis sastra yang terdapat dalam Provinsi Aceh yang memberi pencerahan bagi generasi emas yang akan lebih membahana dan memberi pengaruh perubahan bagi Aceh  dari lahirya generasi yang akan muncul dan dilahirkan oleh perguruan-Perguruan Tinggi Besar di Aceh diantaranyanya berdasrkan Urutan Perguruan Tinggi yang secara peringkat di aceh di posisi teratas tidak lain  ­jantong Hate Aceh Universitas Syiah Kuala, di posisi kedua ada Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, ketiga ada Universitas Malikussaleh serta di posisi keempat diduduki PTS yakni Universtias Almuslim, semoga Aceh akan melahirkan sosok penulis buku yang handal.

            Dr. Muhammad Harun, M.Pd. adalah seorang yang peduli akan perkembangan sastra daerah aceh dengan lahirnya buku ini, sosok pria kelahiran  Laweueng, Pidie, Aceh ini salah seorang yang di kenal sebagai seorang Dosen di Unviersitas Syiah Kuala yang mampu melahirkan motivasi bagi mahasiswa aceh untuk memperdalam ilmu sastra aceh untuk perkembangan sastra di daerah aceh. Buku ini juga mampu memotivasi mahasiswa aceh untuk lebih peduli akan karya sastra daerah aceh yang tak kalah hebat dengan karya sastra nasional, sebut sja L.K. Ara seorang penyair Aceh yang dikenal di  Aceh dan Indonesia, di masa sekarang Aceh sedang menatap sosok baru yang akan muncul di negeri Serambi Mekkah ini. Semoga Aceh ke depan dapat melahirkan sosok penulis, sastrawan yang tak kalah hebat dari penghulunya yang telah tiada, karena hidup tak kekal di dunia, kekal itu adalah akhirat tempat abadan abadi selamanya untuk Makhluk ciptaan Allah swt. sebagaimana yang disampaikan oleh Prof. Dr. Azman Ismail, M.A. salah seorang Guru Besar Sastra Arab IAIN AR-Raniry yang sekarang menjadi UIN Ar-Raniry, sebuah buku yang bercerita tentang masa lalu orang Aceh dalam bentuk seperti haba jameun (cerita rakyat). Begitulah pentingnya buku ini untuk kalangan mahasiswa Aceh khususnya mahasiswa PBSID (Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah).








Tidak ada komentar:

Posting Komentar